All Scripture is God-breathed and is useful for teaching, rebuking, correcting and training in righteousness

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (2 Timotius 3:16).


Kamis, 24 Desember 2015

// // Leave a Comment

Mary Did You Know (Part 1)

Artikel saya kali ini terinspirasi dari sebuah lagu yang berjudul sama. Saya tahu lagu ini dari sebuah grup akapela “Pentatonix”. Ternyata lagu ini diciptakan pada tahun 1984. Awalnya iseng saja mendengarkan lagu-lagu yang dibawakan oleh Pentatonix. Saya sudah tahu grup ini beberpaa tahun lalu. Mereka adalah anak-anak muda yang punya suara yang luar biasa. Kebetulan mereka mengeluarkan lagu-lagu natal. 

Ketika saya mendengarkan lagu mereka, saya sangat tertarik dengan salah satu lagu mereka ini. Selain karena suara mereka yang sangat bagus, lirik lagu ini pun menarik minat saja. Dan ketika saya mendengarkan lagu ini, ada beberapa hikmat dan pewahyuan yang muncul di hati dan pikiran saya dan ini yang ingin saya bagikan.

Ketika kita membicarakan Natal, selain kita memperingati kelahiran Yesus, kita juga melihat sosok lain yang menjadi perhatian kita. Sosok itu tidak lain adalah Maria. Maria sebagai wanita yang Allah pakai untuk melahirkan sang Juruselamat. Saya yakin mungkin banyak dari kita sudah pernah mendengar khotbah tentang Maria ini. Namun saya ingin kita melihat sisi lain dari Maria.

Tanpa kita sadari bahwa dibalik kelahiran Sang Mesias ada sebuah resiko besar yang harus ditanggung seorang manusia. Memang setelah Yesus dilahirkan, ada kesukaan besar yang dialami Maria. Namun sebelum bayi tersebut dilahirkan, kesukaan bukanlah yang dialami Maria. Seperti kita tahu bahwa pada saat itu status Maria dengan Yusuf adalah bertunangan dan belum menikah. Maka dapat dipastikan bahwa Maria adalah seorang perawan.

Di saat kondisi seperti itulah Allah mengutus malaikatnya dan memberitahukan Maria bahwa ia akan mengandung. Di satu sisi, Ia merasa terhormat dapat dipakai Tuhan, namun di sisi lain, Ia sadar bahwa ia akan menghadapi resiko yang sangat besar. Ia akan hamil sebelum ia dan Yusuf menikah. Pada zaman itu, jika ada seorang wanita hamil di luar pernikahan, maka hukuman mati dengan dilempar batu adalah ganjarannya. Ia akan menjadi aib untuk keluarganya dan keluarga tunangannya. Ia bahkan terancam akan kehilangan nyawanya sendiri. 

Ini bukanlah sebuah resiko yang kecil. Ini bukanlah sebuah tantangan yang ringan untuk dihadapi oleh seorang wanita pada zaman itu. Alasan apa yang akan ia sampaikan ketika orang bertanya tentang kehamilannya? Apa reaksi orang-orang ketika ia menjawab “Anak yang saya kandung adalah Anak Allah”? Ia tidak hanya akan dihukum karena perbuatan yang dianggap aib, namun juga ia akan digantung karena menghujat Allah.

Pernahkah kita coba sebentar membayangkan jika kita yang menjadi Maria pada saat itu. Ketakutan seperti apa yang akan kita alami. Apa jawaban yang akan kita berikan kepada mereka yang bertanya? Apa yang akan kita katakan kepada orang tua dan keluarga kita? Apa yang kita katakan kepada lingkungan kita, teman-teman kita? Saya yakin itu juga yang ada dalam benak Maria.

Dari hal ini ada beberapa hal yang dapat kita pelajari.
Pertama adalah 
Besarnya penderitaan yang kita alami ketika kita mengandung janji Allah, menentukan besarnya janji itu sendiri. 
Semakin besar tantangannya, penderitaannya, makan semakin besar juga hasilnya. Berapa banyak dari kita yang hari-hari ini sedang mengandung janji-janji Allah? Berapa banyak dari kita yang hari ini sedang mengandung sebuah impian yang Tuhan taruhkan di dalam hatimu?

Namun ketika engkau sedang menantikan impian dan janji itu menjadi kenyataan, bukannya kekuatan dan dukungan yang engkau dapatkan, malah penghinaan dan cibiran. Bukannya lift you up, mereka malah drag you down. Mereka meremehkan setiap janji dan impian yang Tuhan berikan. Mereka memandang rendah engkau. Mereka mentertawakan engkau. Mereka meremehkan engkau. Mereka menunjuk engkau dan berkata “ITU TIDAK AKAN MUNGKIN TERJADI”

Tidak hanya sampai di situ, seringkali yang melakukan itu bukanlah orang-orang yang jauh, melainkan dari orang-orang terdekat, bahkan dari keluarga sendiri. Orang-orang yang harusnya membangkitkan iman percaya terhadap janji Allah, namun justru mereka yang sangat gencar untuk menjatuhkan iman mu.

Well, kalau memang itu yang engkau alami, don’t worry. Engkau tidak sendirian. Ada banyak orang yang juga mengalami hal yang sama. Saya juga pernah mengalaminya. Bahkan faktanya semua orang hebat yang pernah lahir di dunia ini pernah mengalaminya. 

Thomas Alfa Edison mengalaminya, 
Wright bersaudara mengalaminya, 
Mother Theresa mengalaminya, 
Oprah mengalaminya, 
Mahatma Gandhi mengalaminya, 
Abraham Lincoln mengalaminya, 
Beethoven mengalaminya. 
Einstein mengalaminya 
dan banyak orang hebat lainnya mengalaminya.

Mereka semua adalah orang-orang yang diremehkan pada awalnya. Mereka ditertawakan, mereka diragukan, mereka dihina, dan mereka dianggap produk gagal. So you are not alone my friend. Pertanyaannya apa yang harus kita lakukan?

Mari kita belajar dari Maria. The awesome part dari Maria adalah dibalik setiap ketakutan yang ia alami, dibalik setiap ancaman yang mungkin ia hadapi, the first thing she does that she never doubt God’s promise in her.

Kalau kita perhatikan dalam Lukas 1, Allah sendiri yang berjanji bahwa Ia sendiri yang akan menaungi Maria karena Anak yang dikandungnya (Lukas 1:35). Meskipun kenyataannya ia bisa kapan saja dibawa, dihadapkan kepada tua-tua Israel, diadili, dan dijatuhi hukuman mati, namun Ia tetap percaya kepada janjinya.

Dan yang menarik dalam ayat 35, dikatakan ”Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.“ 

Perhatikan bahwa janji perlindungan Tuhan kepada Maria berkaitan erat dengan Anak yang sedang dikandung Maria. Allah sendiri yang bertanggung jawab memastikan bahwa Anak tersebut harus lahir ke dunia.

Dengar baik, God will protect you no matter what situation you have. Tidak perduli bagaimana cemoohan orang, hinaan orang, tidak perduli bagaimana orang memandang engkau rendah, karena IA sendiri yang akan memastikan, setiap mimpi, setiap potensi, setiap visi yang Dia berikan untuk engkau kandung, harus menjadi kenyataan. Impian, visi, potensi yang Ia taruhkan ke dalam dirimulah yang menjadi jaminan perlindungan Tuhan atas hidupmu.

Sekeliling mu mungkin akan menghina mu, sekelilingmu mungkin akan memandang rendah engkau, keluargamu mungkin mentertawakan engkau, tetapi tidak ada satupun dari mereka, saya ulangi, tidak ada SATUPUN DARI MEREKA, yang akan sanggup untuk mematikan setiap passion, dreams, vision that HE HIMSELF put in you, if you never doubt in Him!

Mereka mungkin akan menyakitimu. Mereka mungkin akan membuat mu sakit hati, mereka mungkin akan membuat mu down, tetapi mereka tidak akan sanggup mengambilnya dari hatimu.

Saudara-saudara Yusuf bahkan sudah berusaha membunuhnya karena mimpinya. They had perfect plan to kill him and his dreams. Tetapi sebaik apapun rencana orang lain untuk membunuh dan mengambil impian yang Tuhan taruhkan, IA sendiri yang akan menggagalkan rencana mereka.

So, today, I encourage you my friend. Jika hari ini engkau mengalami hal yang sama, di mana seolah-olah tekanan, himpitan dari sekeliling mu semakin kuat, don’t run away. Don’t give up. I challenge you to take more faith on God. I challenge you to put your trust deeper in Him. I challenge you to not move from your dreams.

Mari belajar dari Maria, ia tidak sibuk meng-counter sekelilingnya, ia tidak sibuk meyakinkan orang lain akan apa yang ia alami, ia tidak sibuk untuk menyenangkan orang-orang di sekelilingnya. 

She just be quite and trust God. Jangan paksakan orang lain untuk meyakini apa yang menjadi impian mu, tidak perlu sibuk untuk memberikan alasan. This is just between you and God. Be quiet and let it grow in you. 


Merry Christmas!!

Read More

Selasa, 08 Desember 2015

// // Leave a Comment

F.E.A.R

Hari ini saya ingin share apa yang saya alami hari ini dan pelajaran apa yang terdapat di dalamnya. 
Hari ini saya mendapat pelajaran yang luar biasa tentang yang namanya FEAR atau Takut. Ketika saya mengalami kejadian ini, tiba-tiba saya diingatkan akan sebuah ayat Firman Tuhan yang berbunyi “Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta pada jalan hidupnya?”

Mungkin Anda bertanya, apa hubungannya takut dengan ayat tersebut? Ayat tersebut kan tentang kekhawatiran. 

Well, awalnya ketika ayat ini muncul dalam hati saya, saya juga bertanya hal yang sama. Apa hubungannya Tuhan? Ternyata khawatir sangat berkaitan erat dengan ketakutan. Khawatir adalah sumber atau akar utama dari ketakutan. Khawatir yang kita pelihara secara terus menerus, suatu saat akan berkembang menjadi sebuah ketakutan. 

Dan yang menarik adalah di dalam alkitab ada 365 kali kata “jangan takut” yang artinya bahwa sepertinya Tuhan sangat concern dengan agar kita jangan takut dan sepertinya ketakutan tersebut sangat berbahaya. 

Penelitian mengatakan bahwa ketakutan manusia yang terbesar pada umumnya adalah ketakutan mencoba hal-hal yang baru dan ketakutan akan perubahan. Mengapa? Karena ketika kita mencoba sesuatu yang baru, kita tidak pernah tahu rasanya seperti apa dan hasilnya akan seperti apa. Kita belum punya pengalamannya, kita belum pernah melihatnya dan kita tidak memiliki kepastian apapun tentang sesuatu yang baru.

Namun tahukah Anda bahwa terkadang mujizat dan terobosan tidak terjadi dalam hidup kita bukan karena Tuhan tidak sanggup untuk menolong, namun sering kali karena kekhawatiran kita yang akhirnya menjadi ketakutan kita untuk mencoba sesuatu hal yang baru. 

Ketika kita di hadapkan dengan sebuah kesempatan yang baru, orang yang baru, hal yang baru, kita memiliki banyak sekali keraguan dan kekhawatiran. Apakah ini akan berhasil, nanti reaksi orang bagaimana, apakah saya akan berhasil, bagimana kalau gagal, apakah saya mampu, bagaimana kalau saya tidak bisa dll. 

Terkadng banyak terobosan dalam hidup kita tidak terjadi karena kita tidak berani melangkah untuk mencoba sesuatu yang baru yang Tuhan sediakan dalam hidup kita. Kita melihat sesuatu yang baru tersebut sebagai sebuah ancaman, tantangan, penghambat, dll, namun ternyata Tuhan melihatnya sebagai pintu menuju berkat-berkat yang Tuhan sediakan untuk kita. 

Bukankah kita selalu berdoa dan mengaminin ayat yang berkata “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia” 

Bukan kah kita semua ingin mengalami ini? Nah guess what, apakah itu yg tidak pernah di lihat mata, tidak pernah di dengar telinga, tidak pernah timbul dalam hati? Bukankah ini berarti adalah sesuatu yang BARU? Sesuatu yang belum pernah kita lihat, belum pernah kita dengar, bahkan tidak terpikirkan. That’s really something NEW. 

Yang lucunya adalah, kita berdoa dan meminta Tuhan memberikan berkat yang  belum pernah kita lihat, belum pernah kita dengar, bahkan tidak terpikirkan, dan He gives us something NEW. New experience, new job, new opportunities, new ways, new partner, new friends dan banyak lainnya, kita malah khawatir dan takut dengan sesuatu yang Tuhan berikan. 

Kita malah sibuk mengkhawatirkan hal yang bahkan belum tentu terjadi. Kita malah sibuk mengkhawatirkan hal yang ternyata adalah berkat yang Tuhan sediakan untuk kita mengalami terobosan dalam hidup. Sungguh sebuah ironi. 

Tahukah Anda bahwa FEAR (Takut) merupakan singkatan dari False Evidence Appear Real (Bukti palsu yang terlihat nyata)? Belum lagi di coba, kita sudah memikirkan pasti tidak bisa, belum lagi di coba kita sudah berkata pasti gagal, belum lagi dijalani, sudah berkata tidak mungkin dan lain sebagainya. 

Ada berapa banyak orang yang stuck dalam usahanya hanya karena tidak berani mencoba cara dan strategi yang baru? Ada berapa banyak orang yang terjebak dalam kenangan masa lalu, hanya karena tidak berani membuka hati untuk orang baru? Ada berapa banyak orang yang tidak pernah move on hanya karena khawatir dan tidak memiliki keberanian bahwa hubungan yang baru akan menjadi hubungan yang lebih baik? Ada berapa banyak orang yang tidak mendapatkan pasangan hanya karena tidak berani mencoba cara pdkt yang baru? 

There are a lot of things that we missed jika kita tidak berani mencoba hal yang baru, yang kita tahu Tuhan sediakan untuk kita. Dia sendiri yang berkata bahwa kasihNya selalu BARU untuk kita setiap hari. So, why don’t we dare to try top get His blessing in a new way that He provides for us? 

Today, I encourage you, to try something new in your life. Berdoa Tuhan bukakan sesuatu yang baru dalam hidup mu yang akan membawa mu kepada terobosan demi terobosan dan meraih setiap janji-janji yang Tuhan sediakan. 

Salam hangat, 

Morris 'Strongeagle'
Read More
// // Leave a Comment

Tuhan Tidak Dapat Mengadakan Mujizat (Part 3)

Kemarin kita sudah membahas poin pertama dan kedua, dari pembahasan kita mengapa Yesus tidak dapat mengadakan mujizat di Nazaret, padahal Dia itu Tuhan. Kita menemukan bahwa alasan pertama adalah Karena orang-orang fokus kepada masa lalu Yesus, dan yang kedua adalah karena penduduk nazaret terbiasa dengan Yesus dan keluarganya.

Nah, hari ini saya ingi membahas poin ketiga. Poin ketiga yang saya temukan menarik dalam perikop ini adalah kata-kata “TUKANG KAYU”.  Menariknya adalah kata TUKANG KAYU ini muncul pertama kali dan terakhir di kisah ini. Anda silahkan cek di seluruh kitab perjanjian baru, Anda akan menemukan perkataan Yesus sebagai TUKANG KAYU hanya ada dalam kisah ketika Yesus ditolak Nazareth. Ini tidak ditemukan dalam kisah lainnya.
Lalu, apa artinya?

Perhatikan baik. Ingat dan camkan ini baik-baik. Mau sebaik apapun masa lalu Anda, akan selalu ada orang yang coba-coba mengungkit-ungkit kembali masa lalu Anda. Akan selalu ada orang yang mencoba mencari-cari kesalahan Anda yang sudah lewat, mencari-cari kesalahan keluarga Anda, dan itu datangnya dari orang terdekat.

Perhatikan bahwa sepanjang perjalanan Yesus, hanya orang-orang Nazaret, orang-orang yang tinggal bersama dia sejak Yesus kecillah, yang justru mempermasalahkan profesiNya dan Yusuf ayahNya.

Mungkin kita berpikir, apa salahnya jadi anak tukang kayu? Itu kan bukan perkerjaan yang haram? Memang, namun harus kita ketahui bahwa pada zaman itu, sangatlah tidak wajar dan tidak pantas seorang anak TUKANG KAYU mengajar di Bait Suci, memiliki hikmat yang luar biasa dan dapat mengadakan mujizat.

Dalam hidup ini, Anda akan banyak menemukan orang-orang yang menganggap engkau tidak pantas untuk mencapai impianmu. Anda akan diperhadapkan dengan orang-orang yang menganggap Anda tidak layak memiliki masa depan yang luar biasa. Anda akan selalu bertemu dengan orang-orang yang menanggap Anda rendah, meremehkan dan sibuk mencari-cari kesalahan Anda. Itu hal yang lumrah, karena Yesus pun mengalaminya.

Ketika Anda sedang berjalan, menggenapi setiap hal yang Tuhan taruhkan dalam hidup Anda, akan ada orang-orang yang mulai mempersoalkan ini dan itu. Namun satu hal yang saya tahu, bahwa rancangan dan rencana Tuhan dalam hidup Anda, jauh lebih besar dari apa yang orang katakan, bahkan apa yang engaku impikan. So, don’t give up and stay strong!!


Salam Hangat,

Morris 'Strongeagle'

Read More
// // Leave a Comment

Tuhan Tidak Dapat Mengadakan Mujizat (Part 2)

Kemarin kita sudah belajar tentang poin pertama, sekarang saya ingin membahas poin kedua. Poin kedua yang saya pelajari adalah “KITA TERBIASA”. Apa maksudnya?

Dalam ayat 3 di katakan “Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.”

Dalam terjemahan The Message, ayat ini dengan sangat jelas menyatakan sesuatu yang sangat menarik. Terjemahan The Message mengatakan “But in the next breath they were cutting him down: “He’s just a carpenter—Mary’s boy. WE’VE KNOWN HIM SINCE HE WAS A KID. We know his brothers, James, Justus, Jude, and Simon, and his sisters. Who does he think he is?”

Ketika saya membaca ayat ini, saya tidak menangkap apa maksud dari ayat tersebut sampai saya sendiri mengalaminya dan tiba-tiba ayat ini muncul dan saya mengerti apa maksudnya.

Dari ayat tersebut kita dapat melihat bahwa orang-orang yang ada di Nazaret, selain mereka mengetahui latar belakang Yesus yang adalah anak tukang kayu, mereka juga TERBIASA dengan Yesus dan keluarganya. Bahkan dikatakan bahwa keluarganya, saudara-saudara Yesus tinggal bersama-sama dengan mereka. Dlm terjemahan The Message dikatakan bahwa mereka mengenal Yesus dari sejak kecil. Mereka TERBIASA dengan Yesus, mereka merasa tahu Yesus sejak kecil, dan saat itulah mereka mulai menolak Dia.

Lalu apa masalahnya dengan TERBIASA? Ada beberapa hal yang sangat serius dengan TERBIASA ini.

Pertama, TERBIASA membuat kita menaruh nilai yang rendah terhadap seseorang.
Saat kita TERBIASA dengan seseorang atau beberapa orang yang berada dekat dengan kita, seringkali kita dengan mudahnya menganggap remeh mereka, kita tidak lagi menaruh rasa hormat yang pantas mereka dapatkan. Sangking terbiasanya kita dengan mereka, kita tidak lagi menjadikan mereka prioritas dalam hidup kita.

Saya beri contoh sederhana agar kita dapat memahami ini dengan lebih baik. Ada berapa banyak dari kita yang kalau kita melakukan kesalahan terhadap atasan ataupun orang lain, kita merasa sangat bersalah dan meminta maaf kepada mereka dengan sungguh-sungguh bahkan berjanji tidak akan mengulanginya?

Namun apa yang kita lakukan ketika kita berbuat kesalahan kepada orang-orang yang berada didekat kita setiap waktu, orang-orang yang sudah sangat kita kenal, bahkan dengan pasangan kita, orang-orang yang kita TERBIASA dengan mereka?

Kebanyakan kita menganggap remeh mereka, kebanyakan kita menganggap sekedar say “Sorry ya” dengan sambil lalu, sudah mewakili rasa bersalah kita. Kita tidak lagi pay attention kepada mereka, karena kita TERBIASA dengan mereka. Mereka selalu ada dekat dengan kita, mereka selalu kita lihat dan akhirnya kita terbiasa dan berkata “Ah, kalau sama dia santai aja, gak usah terlalu yang gimana-gimana”

Berapa banyak dari kita yang dahulu ketika masih awal-awal pacaran, sangat takut membuat kesalahan kepada pasangan kita? Kita berusaha agar pasangan kita tidak sedih, tidak susah, dan kita benar-benar berusaha menjaga hatinya. Kalaupun kita melakukan kesalahan, kita lakukan apa saja untuk dapat dimaafkan, kita berusaha dengan effort yang besar untuk dapat menyenangkan pasangan kita kembali. Namun apa yang terjadi ketika hubungan tersebut sudah berlangsung selama, 2 atau 3 atau 4 tahun lebih dimana kita mulai menjadi TERBIASA dengan pasangan kita?

Seolah-olah membuat kesalahan adalah hal yang wajar dan sangat gampang kita lakukan. Seolah-olah berkata-kata kasar kepada pasangan kita adalah sebuah hal yang lumrah dan sekedar berkata “Sorry ya” kita anggap sudah membereskan permasalahan.

Ironisnya saya juga menemukan ada banyak orang yang sangat hebat dalam memuji orang lain yang belum tentu mereka kenal dekat, namun sangat susah untuk memuji pasangan, keluarga bahkan saudaranya sendiri. Kita TERBIASA dengan mereka.

Saya berikan contoh lain. Sering kali kita ketika janjian dengan seseorang yang baru kita kenal, seorang client, partner bisnis, atasan atau orang yang kita tidak kenal dekat, kita berusaha sebisa mungkin datang dengan on time, kalau perlu kita rela datang duluan daripada membiarkan orang tersebut menunggu. Pertanyaannya, bagaimana ketika kita janjian dengan seseorang yang sangat kita kenal dekat?

Let say, seorang sahabat yang mungkin sering ketemu kita, kenal kita dengan baik. Kecenderungan kita adalah kita menurunkan standar kita dan berkata “Gak pa2 lah kalau telat-telat dikit, dia kan dah kenal gw” atau “Dia gak bakalan marah lah klo gw telat dikit, kita kan sahabat baik”

Lucunya adalah kita justru menaruh nilai yang lebih rendah kepada seorang sahabat yang mungkin selalu ada di saat kita susah, selalu menolong dan menyemangati kita dengan memakai topeng “kan kita sahabat” dibandingkan dengan seseorang yang tidak terlalu dekat dengan kita.  Kita menaruh nilai yang rendah terhadap sebuah hubungan yang sudah terjalin cukup lama hanya karena kita TERBIASA dengan mereka.

Saya juga menemukan ada orang-orang yang TERBIASA dengan orang tuanya sendiri. Ada orang-orang yang lebih mendengarkan perkataan, nasehat dan anjuran orang lain yang tidak begitu dikenalnya, dibandingkan orang tuanya sendiri.

Ada sebuah Quote yang sangat menyentil saya ketika saya menuliskan ini. Quote itu berkata“People say you don't know what you've got until it's gone. Truth is, you knew what you had, you just never thought you'd lose it.”

Seringkali kita merasa sesuatu itu berharga ketika kita sudah kehilangan. Namun itu sudah terlambat. Kita sering berpikir bahwa orang-orang yang dekat dengan kita, orang-orang yang selalu bersama dengan kita, orang-orang yang kita TERBIASA dengan mereka, akan selamanya bersama kita. Namun ketika kita kehilangan mereka, kita baru dapat merasakana bahwa seharusnya kita memberikan mereka nilai yang lebih tinggi dibandingkan orang lain.

Sama seperti orang-orang nazaret yang sebegitu TERBIASA nya dengan Yesus dan keluargaNya, dan akhirnya menolakNya, adakah kita juga TERBIASA dengan mereka yang berada dekat dengan kita, sampai akhirnya kita sendiri ‘menolak’ mereka?

Kedua, TERBIASA membuat kita tidak lagi dapat melihat potensi yang Tuhan taruhkan dalam seseorang.

Pernahkah Anda mendengar perkataan seperti ini terlontar ketika 2 orang sahabat lama bertemu:
“wah, kamu sekarang sudah sukses ya..saya tidak menyangka km akan bisa sesukses ini, padahal dulu kita sering main bareng, sering ngerjain tugas bareng dll”

Sekilas tidak ada yang salah dengan kalimat tersebut, namun kalau kita mau telusuri dengan benar, seharusnya seorang sahabat dapat mengenali potensi yang ada di dalam sahabatnya yang lain. Seharusnya semakin lama kita mengenal seseorang membuat kita semakin dapat melihat potensi dan telenta yang Tuhan berikan dalam hidupnya dan bahkan membantunya mengembangkannya.

Namun seringkali, karena kita TERBIASA dengan mereka, kita tidak lagi dapat melihat potensinya.
Seharusnya kalimat yang terdengar ketika kedua sahabat itu bertemu adalah : "Wah, kamu sekarang sudah sukses ya? Saya tidak kaget, karena dari dulu saya sudah bisa menduga bahwa km akan menjadi orang sukses. Dari dulu kan sudah saya katakan bahwa potensi kamu tuh di bidang ini. Lihat, sekarang km benar-benar mengembangkan potensi mu.”

Saya masih ingat sebuah perkataan dari seorang yang saya hormati, dan perkataannya inilah yang terus saya ajarkan ketika saya mengajar tentang visi dan impian. Ia berkata bahwa ORANG PERTAMA YANG PALING SULIT MELIHAT POTENSI ATAUPUN IMPIAN MU ADALAH ORANG TERDEKATMU. DAN KEMUNGKINAN BESAR, ORANG TERDEKAT JUGA YANG PALING PERTAMA AKAN MENENTANG IMPIANMU.

Kedengarannya sangat aneh, sangat tidak masuk akal, namun kenyataannya dalam setiap training saya tentang visi, saya menemukan ada banyak anak muda mengatakan bahwa orang tua merekalah orang pertama yang sangat menentang impian mereka.

Pertanyaan saya, “Dapatkan kita melihat potensi dan talenta yang Tuhan taruhkan dalam setiap orang-orangterdekat kita? Dalam sahabat kita, dalam pasangan kita, dalam saudara kita, dalam keluarga kita?

Ataukah kita menjadi orang-orang yang berkata kepada mereka, “Elu? Punya impian jadi Dokter? Gue tau lu kayak apa, nilai IPA lu aja merah semua”, “Ayolah, jangan terlalu muluk-muluk punya impian. Gue tau kemampuan lu kayak apa, belum lagi keluarga lu yang gak kaya-kaya amat. Realistis lah”

Penduduk Nazaret menolak Yesus karena mereka TERBIASA dengan Yesus. Mereka terbiasa dengan Yesus dari kecil sehingga mereka tidak dapat melihat sosok Anak Allah di dalam diriNya. So, dapatkan kita melihat potensi yang besar dalam diri orang-orang terdekat kita? Let’s we think about it.

Salam hangat,

Morris 'Strongeagle'
Read More
// // Leave a Comment

Tuhan Tidak Dapat Mengadakan Mujizat (Part 1)

Ia tidak dapat mengadakan satu mujizatpun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. (Markus 6:5)

Selama beberapa hari ini, ayat ini terus muncul dalam benak saya. Dan yang menjadi pertanyaan saya adalah “Mengapa kok bisa, Yesus yang adalah Tuhan, tidak dapat mengadakan satu mujizatpun? Apa yang terjadi? Bukankah Dia Tuhan? Bukankah Dia berkuasa?

Maka saya pun memutuskan untuk menyelediki ayat tersebut. Ternyata ayat tersebut merupakan penggalan dari sebuah kisah dalam Markus 6:1-6 yang mengisahkan kepulangan Yesus ke kampung halamanNya di Nazaret. Dalam cerita tersebut saya menemukan jawaban dari rasa penasaran saya.

Sangat menarik kalau kita baca, bahwa dikisahkan bahwa ketika Yesus mengajar di kampung halamanNya sendiri, Ia ditolak oleh orang-orang disana. Mereka tidak menerima apa yang Ia ajarkan bahkan mereka marah dengan Yesus.

Kisah ini semakin tambah menarik karena Alkitab dengan sangat jelas menyebutkan alasan mereka menolak Yesus dan pengajaranNya. Ayat 2-3 berkata “Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.”

Ketika saya membaca ini, Tuhan mengajarkan saya beberapa hal yang sangat luar biasa.

Hal PERTAMA yang saya pelajari adalah Mereka menolak Yesus BUKAN KARENA APA YANG DIKATAKANNYA, melainkan karena LATAR BELAKANGNYA. Sebenarnya tidak ada masalah dengan pengajaran Yesus, namun yang menjadi masalah adalah LATAR BELAKANG Yesus yang mereka tahu sebagai anak seorang tukang kayu. Mereka menolak Dia karena LATAR BELAKANG & MASA LALUNYA.

Pertanyaannya bukanlah kita juga sering demikian? Mari kita jujur kepada diri kita sendiri, berapa kali kita menolak seseorang yang mungkin saja Tuhan kirim dalam hidup kita, karena kita mengetahui LATAR BELAKANG atau MASA LALUNYA? Berapa sering dari kita yang men-judge seseorang berdasarkan latar belakang dan masa lalunya yang kita pernah tahu? Bahkan lebih parahnya, kita mencoba meramalkan bahkan mencoba menentukan masa depan seseorang berdasarkan masa lalunya.

Saya percaya bahwa masa lalu seseorang memang dapat mempengaruhi masa depan seseorang. (Ini akan saya bhs dalam share saya yg lain). Namun saya juga percaya bahwa masa lalu seseorang TIDAK menentukan MASA DEPANNYA.

Saya percaya bahwa setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua, bahkan ketiga, terlepas dari apapun kesalahannya. Saya sendiri juga orang yang punya banyak kesalahan, namun saya dapat menjadi seperri sekarang ini, karena ada orang-orang yang TETAP PERCAYA kepada saya, ada orang-orang yang TETAP MEMAAFKAN saya, ada orang-orang yang bahkan TETAP MEMBERIKAN SAYA KESEMPATAN memperbaiki kesalahan saya dan yang paling penting, ada orang-orang yang TETAP DAPAT MELIHAT POTENSI YANG TUHAN TARUHKAN DALAM HIDUP SAYA, terlepas dari buruknya masa lalu saya.

Terkadang ada juga orang-orang yang memang Tuhan kirimkan untuk menegur, menasehati bahkan memberikan jawaban atas masalah kita, namun ketika kita mulai melihat masa lalu orang tsb dan berkata “Siapa lu? Masa lalu lu aja seperti itu” atau “Gak usah sok menasehati gw, tau apa lu, keluarga lu aja masih belum bnr” maka sama seperti kisah tersebut, saat itu juga Tuhan TIDAK DAPAT BERBUAT MUJIZAT apapun dalam hidup kita. Sungguh sangat ironi apabila kita mengalami hal tersebut

So, saya encourage kita untuk tidak memandang rendah dan menolak seseorang hanya berdasarkan masa lalunya. Dan saya juga mengencourage Anda yang mungkin memiliki masa lalu yang buruk, gelap bahkan berantakan, jika Engkau sudah menyerahkan semuanya itu kepada Tuhan, jangan lagi dihantui oleh masa lalu, namun berjalan tegak dan jika memang Tuhan mengutusmu untuk menyampaikan sesuatu kepada seseorang, sampaikan saja. Sisanya urusan Tuhan.

Salam Hangat, 


Morris 'Strongeagle'
Read More
// // Leave a Comment

Download Proposal Kami

Jika Anda ingin mengenal kami lebih jauh,

Anda dapat membuka website resmi kami di www.strongeagle-generation.com
atau silahkan download proposal kami di

Sendspace :
https://www.sendspace.com/file/sv7r8g

Dropbox https://www.dropbox.com/s/75mazf6uinwiuna/Proposal%20Strongeagle%20Generation.pdf?dl=0
Read More
// // Leave a Comment

Our Events

LOVELUTION : LOVE REVOLUTION SEMINAR 
Seminar ini diadakan pada tanggal 11 Februari 2012 dalam rangka hari Valentine. Seminar ini diikuti oleh sekitar 30 anak muda dari berbagai kalangan.

Pembicara dari seminar ini adalah Morris “Strongeagle” dan  Josua‟ Iwan Wahyudi yang merupakan Young EQ Trainer No.1 Indonesia.


VISION TRAINING : Seni Mengubah Impian Menjadi Kenyataan 

Training ini pertama kali di adakan di tahun 2012 dan sudah sudah 5 kali di adakan samoai tahun 2015.  Di training ini memberkati banyak generasi muda untuk mengetahui dan menjalani panggilan hidup yang spesifik yang Tuhan taruhkan dalam hidupnya.


VISION WORKSHOP Gereja GKPS  

Workshop ini diadakan di Gereja GKPS Cibubur dengan mengundang 4 cabang dari gereja GKPS lainnya. Acara ini dihadiri lebih dari 50 orang anak muda GKPS.


FAMILY SEMINAR Gereja GPDI : Understanding Youth 

Seminar ini di adakan di gereja GPDI dalam Program Family Day yang dicanangkan oleh gereja GPDI.  Seminar ini dihadiri oleh sekitar 20 orang yang terdiri dari anak muda dan juga orang tua. 



VISION WORKSHOP Gereja GPI Bengkulu
Komisi pemuda GPI Bengkulu mengundang kami untuk mengadakan Workshop ini, untuk membantu anak-anak muda Kristen menemukan panggilan Tuhan dalam hidupnya. Workshop ini di hadiri oleh 50 orang anak muda.


Read More